Rabu, Desember 03, 2008

Fascilitis Plantaris (Nyeri Telapak Kaki)

Fasciitis Plantaris adalah suatu penyakit akibat radang pada jaringan lunak yang terdapat di bawah tulang-tulang kaki di daerah telapak kaki. Radang ini dapat terjadi akibat adanya iritasi kronis dan dalam jangka waktu lama terhadap jaringan telapak kaki tersebut, biasanya dirasakan pada waktu berdiri.


Faktor-faktor yang dapat memicu terjadinya Fasciitis Plantaris adalah sebagai berikut:

- Pergerakkan kaki yang cepat dan berlebihan (banyak berjalan, berlari, jalan tergesa-gesa).

- Sepatu yang tidak cocok dan tidak nyaman digunakan.

- Berat badan yang berlebihan.

- Kelainan pada telapak kaki seperti terjadinya perkapuran pada tulang tumit atau telapak kaki yang rata/ flat foot (dimana tidak terdapatnya lekukan pada bagian sebelah dalam telapak kaki).

Untuk memastikan adanya perkapuran pada tulang tumit dapat dilakukan foto roentgen pada kaki, akan tampak ‘calcaneus spur’.

Penatalaksanaan Fasciitis Plantaris adalah:

1. Hilangkan faktor-faktor penyebab:

- Jika berat badan berlebih, berusaha melakukan diet yang baik dan seimbang disertai olahraga secara teratur.

- Hilangi kebiasaan jalan dengan tergesa-gesa, berjalanlah dengan santai, rileks dan dengan langkah yang seimbang.

- Saat hendak membeli sepatu atau sandal biasakan selalu dicoba terlebih dahulu agar sepatu/ sandal tersebut terasa nyaman dan enak saat dipakai, selain model yang up to date tentunya.

2. Fisioterapi:

- Untuk mengurangi proses radang dan nyeri dapat diberikan diatermi berupa SWD ataupun USD pada telapak kaki tersebut.

3. Sepatu koreksi:

- Pemberian ‘Heel Cap’ pada daerah tumit untuk kasus perkapuran pada tulang tumit.

- Pemberian ‘Medial Weidge’ untuk kasus kaki rata/ flat foot.

4. Advis:

- Kontras Bath (dengan merendam kaki pada air hangat dan dingin secara bergantian) dapat mengurangi nyeri pada telapak kaki jika dilakukan secara rutin dan teratur.

- Biasakan tidak telanjang kaki dan selalu memakai sandal dengan sol/ alas yang lunak atau berbahan karet lembut.

- Saat bangun tidur pagi biasakan mengosok-gosokkan kedua telapak kaki sehingga terasa hangat terlebih dahulu baru kemudian menginjakkan kaki ke lantai.

- Jika berjalan jauh diusahakan agar beristirahat sejenak, jangan dipaksakan untuk berjalan terus jika kaki sudah letih dan timbul rasa sakit.

baca selengkapnya.....

Selasa, Desember 02, 2008

KOLESTEROL

Apa Itu Kolesterol?

Kata Kolesterol sudah sering kita dengar sehari-hari. Kata kolesterol sangat melekat dengan hal-hal seputar makanan yang lezat, berat badan yang berlebihan, usia, dan lain sebagainya. Kolesterol cenderung dikenal sebagai sesuatu yang negatif dan harus kita hindari.



Apa kolesterol sebenarnya?

Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks, yang 80% dihasilkan dari dalam tubuh (organ hati) dan 20% sisanya dari luar tubuh (zat makanan) untuk bermacam-macam fungsi di dalam tubuh, antara lain membentuk dinding sel.

Kolesterol yang berada dalam zat makanan yang kita makan dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Tetapi, sejauh pemasukan ini seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan tetap sehat.

Kolesterol tidak larut dalam cairan darah, untuk itu agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi partikel yang disebut Lipoprotein, yang dapat dianggap sebagai ‘pembawa’ (carier) kolesterol dalam darah, yang kita kenal dengan kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat (LDL).




Apakah kolesterol berbahaya?

Kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein)
Jenis kolesterol ini berbahaya sehingga sering disebut juga sebagai kolesterol jahat. Kolesterol LDL mengangkut kolesterol paling banyak didalam darah. Tingginya kadar LDL menyebabkankan pengendapan kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner sekaligus target utama dalam pengobatan.

Kolesterol HDL (High Density Lipoprotein).
Kolesterol ini tidak berbahaya. Kolesterol HDL mengangkut kolesterol lebih sedikit dari LDL dan sering disebut kolesterol baik karena dapat membuang kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati, untuk diproses dan dibuang. HDL mencegah kolesterol mengendap di arteri dan melindungi pembuluh darah dari proses Aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).

Trigliserida
Selain LDL dan HDL, yang penting untuk diketahui juga adalah Trigliserida, yaitu satu jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah seperti kegemukan, konsumsi alkohol, gula, dan makanan berlemak.

Tingginya kadar trigliserida (TG) dapat dikontrol dengan diet rendah karbohidrat.

Mengapa Harus Dikontrol


Proses penumpukan lemak di dalam dinding pembuluh darah

Mengapa kadar kolesterol harus di kontrol? Karena jika kadar kolesterol didalam darah (terutama LDL) melebihi nilai normal, maka risiko terkena penyakit jantung koroner dan stroke akan lebih besar.

Kolesterol LDL yang berlebihan dapat mengendap pada dinding pembuluh darah yang akan mengakibatkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah, atau disebut dengan aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah).

Bila penyempitan dan pengerasan ini cukup berat, maka suplai darah ke otot jantung tidak cukup jumlahnya, dan timbullah rasa sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina dan bila berlanjut akan menyebabkan kematian jaringan otot jantung yang disebut Infark miokard. Jika ini menyebar luas, maka akan menyebabkan kondisi yang disebut gagal jantung (heart failure). Jika sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak, maka akan terjadi stroke.

Di sinilah kolesterol (khususnya LDL) berperan negatif terhadap kesehatan dan harus selalu di kontrol.

Penyakit Jantung Koroner

Siapapun dapat memiliki kadar kolesterol tinggi, orang tua maupun muda, gemuk maupun kurus, rajin berolah raga maupun tidak dan seterusnya.

Penderita kadar kolesterol tinggi khususnya LDL adalah sasaran utama untuk menderita penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner. Fakta menunjukan 80% pasien penyakit jantung meninggal mendadak karena penyakit jantung koroner, dan bahkan 50% di antaranya tanpa gejala sebelumnya.

Penyakit ini disebabkan oleh kadar kolesterol LDL berlebihan yang membentuk plak aterosklerosis pada pembuluh darah koroner jantung dan mengakibatkan otot jantung tidak menerima aliran darah.

Kolesterol LDL merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner. Selain LDL, faktor risiko lain yang harus diukur dan diketahui adalah:

1. Merokok

2. HDL rendah (<>

3. Hipertensi (tekanan darah tinggi): 140/90 atau sedang dalam pengobatan antihipertensi

4. Usia Pria > 45 tahun, dan wanita > 65 tahun

5. Adanya riwayat keluarga langsung/sedarah yang menderita penyakit jantung/stroke:

o Jika Pria : <>

o Jika Wanita : <>

Target kolesterol LDL yang ideal tergantung dari jumlah faktor risiko di atas.

Gejala-gejala penyakit jantung koroner adalah:

* Rasa tertekan (seperti ditimpa beban, nyeri, terjepit, diperas, terbakar) di dada, dan dapat menjalar ke lengan kiri, leher, dan punggung
* Tercekik atau sesak selama lebih dari 20 menit
* Keringat dingin, lemah, jantung berdebar, dan pingsan

Penyakit Stroke

Selain dapat menyumbat pembuluh darah ke Jantung, plak aterosklerosis juga dapat akan menyumbat pembuluh darah otak sehingga otak tidak menerima aliran darah, atau yang sering disebut dengan stroke.

Waspadai gejala-gejala serangan stroke:

* Gejala yang sifatnya ringan: Bicara tiba-tiba jadi pelo
* Gejala yang sifatnya berat: Kelumpuhan anggota gerak tubuh, wajah menjadi tidak simetris atau bahkan jika terjadi perdarahan otak dapat menyebabkan KEMATIAN

Waspadai gejala tersebut dan ambil tindakan yang cepat agar tidak menjadi lebih berat.

Mulailah kontrol kolesterol anda sekarang dan hidup bebas dari Stroke!

* Semakin kurang istirahat, tetapi bertambah berat dengan aktivitas

· Diabetes Melitus (Kencing Manis)

· Diabetes Melitus atau Kencing Manis adalah keadaan dimana kadar gula darah melebihi batas normal.

· Diabetes yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa yang tinggi cenderung meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida dalam tubuh.

· Kolesterol LDL pada penderita Diabetes lebih ganas karena bentuknya lebih padat dan ukurannya lebih kecil (Small Dense LDL) sehingga sangat mudah masuk dan menempel pada lapisan pembuluh darah yang lebih dalam (Aterogenik).

· Sehingga pada penderita Diabetes Melitus kematian utama disebabkan oleh penyakit kardiovaskuler. Pasien Diabetes Melitus sangat penting untuk menekan kolesterol khususnya LDL hingga <100mg/dl.>penyakit jantung koroner.

· Bahkan pada pasien Diabetes Melitus yang sudah terkena penyakit jantung koroner, target LDL-nya lebih rendah lagi yakni <70>

· Kadar gula darah yang tinggi dan berlangsung lama akan memicu terjadinya aterosklerosis pada arteri koroner dan menyebabkan penyakit jantung koroner. Bahkan pasien dengan diabetes cenderung mengalami gangguan jantung pada usia yang masih muda.

· Bila Anda menderita penyakit Diabetes, mulailah kontrol kolesterol Anda sekarang!

· Disfungsi Ereksi (Gangguan Ereksi)

· Salah satu penyakit yang paling menakutkan bagi para lelaki dewasa adalah ketidakmampuan mencapai atau mempertahankan ereksi penis yang memadai untuk melakukan hubungan seksual yang memuaskan, atau yang disebut disfungsi ereksi.

· Lalu, apa hubungannya dengan kolesterol?

· Pembentukan plak aterosklerosis akibat kolesterol tinggi dapat terjadi pada pembuluh darah penis (penyumbatan pada arteri dorsalis penis) sehingga menyebabkan penis tidak mendapatkan aliran darah yang cukup untuk ereksi.

· Kontrol Kolesterol Anda dan pertahankan hubungan seksual yang memuaskan.

Gaya Hidup Sehat

Kolesterol yang tinggi (hiperkolesterolemia) memang tidak terlihat dan seringkali tidak bergejala, kecuali dengan melakukan Check Up (periksa darah) secara berkala paling tidak 6 bulan sekali setelah berkonsultasi kesehatan dengan dokter.

Namun demikian kolesterol harus tetap di kontrol dengan memiliki gaya hidup yang sehat seperti: diet rendah lemak, berhenti merokok, berat badan yang seimbang, dan olah raga teratur. Jika segala upaya yang telah dilakukan tetap tidak mencapai target LDL yang dicanangkan, maka obat dapat dijadikan sebagai alternatif lain.









Diet Rendah Lemak

Mengontrol kolesterol bukan artinya tidak bisa makan enak, tetapi mengurangi atau menghindari makanan berlemak.

Di dalam makanan terdapat 3 macam lemak yakni:

* Saturated (lemak jenuh)
Lemak ini terdapat di makanan seperti kuning telur, jerohan, dan otak sapi. Sebaiknya makanan seperti ini harus di hindari.

* Monounsaturated (lemak tidak jenuh dengan rantai tunggal)
Lemak ini terdapat di makanan seperti udang dan kepiting. Makanan ini termasuk boleh di konsumsi dengan jumlah yang terbatas.

* Poliunsaturated (lemak tak jenuh ganda)
Lemak ini terdapat di makanan seperti ikan yang berasal dari laut dalam (tenggiri dan tuna) yang mengandung minyak tak jenuh ganda serta Omega 3. Makanan seperti ini hendaknya banyak dikonsumsi, karena dapat membantu menaikkan HDL kolesterol (kolesterol baik ) dan menurunkan LDL kolesterol (kolesterol jahat).

Idealnya, konsumsi makanan kita mengandung lemak dibawah 30 %, karbohidrat 50-60% dan protein 20%. Usahakan jangan mengkonsumsi makanan berkolesterol sampai lebih dari 300 mg setiap hari.

Beberapa contoh tips untuk melakukan program diet dengan baik:

* Baca label makanan dan minuman yang Anda beli untuk menentukan pilihan yang terbaik
* Tidak meminum lebih dari 2 gelas minuman beralkohol dalam sehari
* Batasi porsi makan Anda.
* Pilih produk-produk non-fat
* Kurangi penggunaan garam dalam makanan dan hindari makanan yang asin. Terlalu banyak garam dapat meningkatkan tekanan darah Anda
* Konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi Anda sebelum memulai program diet.

Hentikan Merokok

Merokok adalah kebiasaan buruk yang salah satunya dapat memicu penebalan atau penyempitan pembuluh darah.

Rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti Adrenalin, yang merangsang peningkatan denyut jantung dan tekanan darah

Rokok juga mengandung karbon mono-oksida (CO) yang memiliki kemampuan jauh lebih kuat daripada sel darah merah (hemoglobin) untuk mengikat oksigen. CO menurunkan kapasitas sel darah merah membawa oksigen ke jaringan-jaringan termasuk jantung. Hal ini perlu diperhatikan terutama bagi penderita PJK, karena pembuluh darahnya sudah terdapat plak dengan aliran darah yang sudah sangat berkurang.

Perokok, 2-3 kali lebih mungkin terkena stroke dibanding mereka yang tidak merokok dan umumnya mengalami penyumbatan arteri di kaki yang sering mengakibatkan kejang pada waktu olah raga.

Menjaga Berat Badan yang Seimbang

Kegemukan mendorong timbulnya faktor risiko lain seperti Diabetes, Hipertensi, yang pada taraf selanjutya meningkatkan risiko PJK.

Berat badan dikatakan ideal bila berat badan untuk tinggi badan tertentu secara statistik dianggap paling baik untuk menjamin kesehatan.

Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.

Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut:

IMT =


Berat Badan (KG)




-----------------------------------------------------




Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)




Status Gizi


Kategori


IMT

Kurus


Kekurangan berat badan tingkat berat


< 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan


17,0 - 18,4

Normal





18,5 - 25,0

Gemuk


Kelebihan berat badan tingkat ringan


25,1 - 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat


>27,0

Olah Raga Teratur

Olah raga baik untuk kesehatan tubuh. Tetapi olah raga apa yang dapat secara efektif membantu menurunkan kadar kolesterol?

Olahraga yang efektif adalah yang melibatkan otot-otot besar tubuh seperti paha, lengan atas serta pinggul

Lakukan senam, aerobik, jalan kaki, berenang, jogging, bersepeda, atau sejenisnya paling tidak tiga kali seminggu masing-masing 1 jam. 5-10 menit pertama digunakan untuk pemanasan, 30 menit untuk olahraga dan 10 menit terakhir untuk pendinginan.

Bagi yang telah menginjak usia setengah baya keatas, sebaiknya memeriksakan dirinya ke dokter terlebih dahulu agar mengetahui apakah ada penyakit yang diderita seperti Hipertensi, PJK atau Diabetes, sehingga bentuk/jenis olahraganya dapat disesuaikan.

Tulisan ini diambil dari pedulikolesterol Pfizer

baca selengkapnya.....

Minggu, November 30, 2008

“BENARKAH ANAK SAYA MENDERITA TBC”

Si Pitung usia 4 tahun dalam setahuh terakhir ini berat badannya sulit naik, sulit makan dan berulang kali mengalami batuk. Banyak teman orang tua yang menyarankan agar segera diperiksa ke dokter, mungkin anaknya mengalami penyakit tuberculosis (TB) atau banyak dikenal sebagai penyakit flek paru. Setelah ke dokter, hanya dengan pemeriksaan rontgen si anak langsung divonis TB dan harus minum obat jangka panjang selama 6 bulan. Setelah minum obat selama 2 bulan, si ibu penasaran kenapa di rumah tidak ada yang sakit tapi kok menderita flek. Kemudian dilakukan second opinion ke dokter lainnya ternyata setelah diperiksa lebih lengkap si anak ternyata tidak menderita TB dan obat yang diberikan dianjurkan untuk dihentikan.


Penyakit TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Hingga saat ini masih menjadi penyakit yang sangat dikawatirkan oleh masyarakat. Menurut hasil survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) penyakit TB merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan pada semua kelompok umur.

Diagnosis pasti TB anak sulit oleh karena penemuan Micobacterium TBC (M.TBC) sebagai penyebab TB pada anak tidak mudah. Sehingga sering terjadi kesalahan diagnosis baik berupa underdiagnosis dan overdiagnosis dalam penegakkan diagnosis TB pada anak. Overdiagnosis atau diagnosis TB yang diberikan terlalu berlebihan padahal anak belum tentu mengalami infeksi TB. Konsekuensi yang harus dihadapi adalah pemberian multidrug (2 atau 3 jenis antibiotika) dalam jangka waktu 6 bulan. Pemberian obat anti TB pada anak yang tidak menderita TB selain mengakibatkan pengeluaran biaya yang tidak diperlukan, juga resiko efek samping pemberian obat tersebut seperti gangguan hati, persarafan telinga, gangguan darah dan sebagainya. Di lingkungan Puskesmas khususnya daerah pedesaan juga membuat berkurangnya persediaan obat untuk penderita TB yang benar-benar memerlukannya.

Di kalangan masyarakat bahkan sebagian klinisi terdapat kecenderungan tanda dan gejala TB yang tidak spesifik pada anak sering dipakai dasar untuk memberikan pengobatan TB pada anak. Padahal banyak penyakit lainnya yang mempunyai gejala tersebut. Gagal tumbuh atau berat badan tidak naik, kesulitan makan, demam berulang, sering batuk atau pembesaran kelenjar di sekitar leher dan belakang kepala merupakan gejala yang tidak spesifik pada anak. Tetapi tampaknya dalam praktek sehari-hari gangguan ini sering langsung dicurigai sebagai gejala TB. Seharusnya gejala tersebut dapat disebabkan oleh beberapa penyakit lainnya. Gangguan-gangguan tersebut juga sering dialami oleh penderita alergi, asma, gangguan saluran cerna dan gangguan lainnya pada anak.

OVERDIAGNOSIS PADA GANGGUAN LAIN

Tanda dan gejala TB yang tidak spesifik sangat mirip dengan penyakit lainnya. Gangguan gagal tumbuh dan gangguan saluran napas non spesifik sering mengalami overdiagnosis tuberkulosis. Penyakit alergi atau asma dan penderita gagal tumbuh yang disertai kesulitan makan paling sering dianggap penyakit TB karena gejalanya sama. Penelitian yang dilakukan penulis didapatkan fakta yang patut disimak. Sebanyak 34(12%) anak mengalami overdiagnosis di anatara 226 anak dengan gangguan napas nonspesifik seperti alergi atau asma yang berobat jalan di Klinik Alergi Anak Rumah Sakit Bunda Jakarta. Penelitian lain didapatkan hasil yang mengejutkan, overdiagnosis ditemukan lebih besar lagi, yaitu 42 (22%) anak pada 210 anak dengan gangguan kesulitan makan disertai gagal tumbuh yang berobat jalan di Picky Eaters Clinic Jakarta. Overdiagnosis tersebut sering terjadi karena tidak sesuai dengan panduan diagnosis yang ada atau kesalahan dalam menginterpretasikan gejala klinis, kontak dan pemeriksaan penunjang khususnya tes mantoux dan foto polos paru.

PERMASALAHAN DIAGNOSIS TB

Gejala khas TB biasanya muncul tergantung dari bagian tubuh mana yang terserang, misalnya: TB kulit atau skrofuloderma, TB tulang dan sendi: tulang punggung (spondilitis): gibbus tulang panggul (koksitis): pincang, pembengkakan di pinggul, tulang lutut pincang atau bengkak, tulang kaki dan tangan, TB otak dan saraf : meningitis: dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran menurun. Gejala mata berupa konjungtifitis phlyctenularis, tuberkel koroid , kelainan ini hanya terlihat dengan alat funduskopi.

Pada pertemuan para ahli pulmonologi anak di Jakarta 26 Agustus 2000 telah dibuat suatu kesepakatan bersama yang berupa Konsensus Nasional TB anak. Diagnosis paling tepat adalah ditemukannya basil TB dari bahan yang diambil dari pasien misalnya sputum, bilasan lambung, biopsi dll. Tetapi pada anak hal ini sulit dan jarang didapat, sehingga sebagian besar diagnosis TB anak didasarkan gambaran klinis, kontak, gambaran radiologis, dan uji tuberculin.h

Pemeriksaan BTA secara mikroskopis langsung pada anak biasanya dilakukan dari bilasan lambung karena dahak sulit didapat. Pemeriksaan BTA secara biakan (kultur) memerlukan waktu yang lama. Cara baru untuk mendeteksi kuman TB dengan PCR (Polymery Chain Reaction) atau Bactec masih belum banyak dipakai dalam klinis praktis. Demikian juga pemeriksaan darah serologis seperti ELISA, PAP, Mycodot dan lain-lain, masih memerlukan penelitian lebih lanjut untuk pemakaian dalam klinis praktis. Beberapa pemeriksaan tersebut spesifitas dan sensitifitasnya tidak lebih baik dari uji tuberkulin atau tes mantoux.

KESALAHAN DIAGNOSIS

Overdiagnosis sering terjadi karena karena tidak sesuai dengan panduan diagnosis yang ada atau kesalahan dalam menginterpretasikan gejala klinis, kontak dan pemeriksaan penunjang khususnya tes mantoux dan foto polos paru. Pada kasus di atas sebagian besar overdiagnosis TB ditegakkan hanya karena hasil foto rontgen. Tanpa pengamatan adanya kontak dan uji tuberkulin (test mantouxt) sudah terlalu cepat diberikan pengobatan TB. Sering terjadi hasil rontgen adalah infiltrat (flek) di paru sudah dianggap sebagai TB. Padahal gambaran ini bukan gambaran TB dan ternyata bisa didapatkan pada penyakit alergi, asma dan penyakit coeliac (gangguan saluran cerna dan berat badan kurus). Sedangkan gambaran röntgen TB paru pada anak tidak khas. Gambaran TB yang ditemukan adalah pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal, milier,atelektasis, kolaps, konsolidasi, infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal, konsolidasi (lobus), cairan paru. kalsifikasi, bronkiektasis, kavitas dan destroyed lung (paru rusak). Sering kali terjadi interpretasi dokter radiologi hanya karena ditemukan infiltrat (flek) tanpa pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar paratrakeal sudah dicurigai atau dianggap TB. Sedangkan dokter yang merawat penderita langsung memberikan pengobatan TB tanpa konfirmasi data lainnya.

Menentukan sumber penularan atau kontak TB adalah adanya kontak erat dan lama dengan penderita TB yang dipastikan dengan pemeriksaan dahak yang positif. Kesalahan yang sering terjadi bahwa kontak TB itu adalah saudara yang hanya pernah bertemu sesekali. Kesalahan lainnya kontak TB sering dianggap bahwa orang yang sering batuk atau kurus padahal belum tentu bila belum terbukti pemeriksaan dahak atau sputum positif. Anak yang mengalami gagal tumbuh dengan kesulitan makan ternyata sekitar 75% salah satu orang tuanya juga mengalami gangguan kenaikkan berat badan. Penderita alergi atau asma juga sebagian besar salah satu orang tuanya juga mengalami batuk lama yang terlalu cepat dianggap sebagai kontak TB.

Di dalam masyarakat batuk lama atau Batuk Kronis Berulang (BKB) tampaknya lebih sering dikawatirkan sebagai TB. Padahal batuk adalah bukan merupakan keluhan utama penyakit TB pada anak. BKB adalah batuk yang berlangsung lebih dari 2 minggu atau berulang 3 kali atau lebih dalam 3 bulan. Diagnosis banding pertama pada BKB adalah asma atau alergi. Menurut pedoman Nasional Tuberkulosis Anak bila ditemui keluhan BKB harus disingkirkan dulu diagnosis banding lain seperti alergi atau asma sebelum diagnosis TBC dicari.

Kesalahan membaca tes mantouxt sering terjadi dalam overdiagnosis TB. Hasil tes Mantoux yang besar langsung dicurigai sebagai TB. Padahal tes Mantoux dikatakan positif bila indurasi harus lebih 10 mm bila bekas luka imunisasi BCG negatif (imunisasi tidak jadi). Bila bekas luka imunisasi BCG ada (imunisasi BCG jadi) harus lebih 15 mm. Kesalahan lain yang sering terjadi adalah penilaian tes mantoux adalah lebar peninggian kemerahan kulit bukan kemerahan pada kulit.

TB adalah penyakit yang harus diwaspadai tetapi jangan terlalu kawatir berlebihan. Dalam menegakkan diagnosis harus dilakukan secara cermat dan lengkap melalui anamnesa kontak TB, tanda dan gejala TB, pemeriksaan foto polos paru dan uji tuberkulin. Sebaiknya tidak terlalu cepat memvonis diagnosis TB bila data yang didapat belum optimal. Bila meragukan sebaiknya dilakukan penanganan multidisiplin ilmu kesehatan anak seperti dokter pulmonologi anak, gastroenterologi anak, endokrinologi anak atau alergi anak. Karena bila sudah didiagnosis TB maka konsekuensi penggunaan obat-obatan dalam jangka waktu lama dan resiko efek samping yang ditimbulkan.



CIRI OVERDIAGNOSTIK TB: DOKTER MEMBERITAHU PEMBERIAN OBAT VITAMIN SELAMA 6 BLN-1 TAHUN UNTUK PENGUAT PARU, TANPA PEMERIKSAAN LENGKAP (HANYA FOTO, HANYA MERABA KELENJAR, HANYA KRN BERAT BADAN TIDAK NAIK, HANYA KARENA KURUS, KRN SERING SAKIT BATUK-PILEK) BILA PERLU SEGERA SECOND OPINION PADA DOKTER LAINNYA

DASAR DIAGNOSIS TBC HARUS BERDASARKAN PEMERIKSAAN CERMAT DAN LENGKAP

HARUS ADA KONTAK ERAT (PENDERITA TBC SATU RUMAH), ADANYA GEJALA KLINIS YANG KHAS (BUKAN SEKEDAR GEJALA UMUM seperti : batuk lama, berat badan kurus, sering sakit, sulit makan), PEMERIKSAAN MANTOUX TEST, PEMERIKSAAN FOTO, bila pemeriksaan belum lengkap, hanya sebagian, atau meragukan, tapi sudah divonis TBC sebaiknya segera SECOND OPINION KE DOKTER LAINNYA

BATUK LAMA PADA ANAK, TBC ?

….....BERBEDA DENGAN DEWASA,.............. GEJALA BATUK LAMA DAN BERULANG PADA ANAK BUKANLAH GEJALA TBC..................YANG MESTI DIPIKIRKAN NPERTAMA KALI ADALAH GEJALA ALERGI ATAU ASMA................KENALI TANDA DAN GEJALA ALERGI PADA ANAK...............BILA DIAGNOSIS MERAGUKAN SEGERA SECOND OPINION DENGAN DOKTER LAINNYA...........................

baca selengkapnya.....