Selasa, Juni 02, 2009

Radang Amandel (Tonsilitis)

Penyakit radang amandel atau tonsilitis sangat sering kita jumpai pada praktek sehari hari. Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Sebenarnya terdapat 5 buah amandel di tenggorokan kita tetapi hanya 2 buah yang terlihat jelas dari bagian luar. Kalau kita periksa maka ada 2 buah amandel menempel dibagian lidah belakang, 2 buah amandel disisi kanan kiri dan 1 buah amandel di bagian atas. Keseluruhannya amandel dikenal sebagai “Cincin Waldeyer”.
Amandel berperan penting dalam tahap-tahap awal kehidupan untuk melawan infeksi selaput lendir nasofaring dari udara pernapasan sebelum masuk ke saluran napas bagian bawah. Tonsil dapat memproduksi anti-bodi yang berperan dalam memproduksi Imunoglobulin A. Antibodi inilah yang membuat jaringan lokal tahan terhadap kuman penyakit. Dapat dikatakan, amandel menjadi benteng pertahanan terdepan yang menangkis serangan kuman penyakit yang masuk lewat pernapasan dan berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan virus atau bakteri yang memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, atau di masyarakat dikenal dengan penyakit amandel. Amandel atau tonsil yang dimiliki sejak kecil dapat mengecil seiring bertambahnya usia saat dewas, hal ini bisa terjadi jika tonsilnya tidak pernah meradang.


Gejala untuk setiap orang akan berbeda, namun beberapa gejala yang mungkin timbul seperti rasa nyeri di tenggorokan, demam tinggi disertai menggigil, amandel membesar dan menjadi lebih merah, terdapat jaringan berwarna kuning/putih yang menempel pada amandel dan kalau dilepaskan bisa berdarah atau tidak, dapat disertai suara terdengar serak bila terkena pada pita suara, pembesaran kelenjar getah bening di leher, nafas berbau busuk, dapat disertai radang telinga tengah, terutama pada anak kecil.

Penatalaksanaan pengobatan secara umum adalah istirahat dan pemberian obat panas, pemberian antibiotika yang sesuai dengan sensitivitas bakteri penyebabnya sesuai berat badan, pemberian vitamin dan pemberian obat kumur bila anak sudah bisa berkumur-kumur. Ada pendapat bahwa pemberian obat kumur kurang efektif. Pengaruh suhu obat kumur lebih penting daripada komposisi bahan yang terkandung dalam obat kumur yaitu untuk mengurangi keluhan akibat radang.
Apabila peradangan sering terjadi hingga 3 atau 4 kali setahun, dianjurkan untuk diangkat. Hal ini sebaiknya dilakukan untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan, antara lain gangguan pada telinga seperti gangguan pendengaran, pilek berkepanjangan, dan komplikasi lainnya seperti gangguan pada katup jantung, ginjal dan rematik (radang sendi). Tindakan operasi juga dilakukan bila pembesaran tonsil mencapai T3-T4, atau pada amandel yang kronis, untuk mengurangi keluhan, seperti sumbatan yang bisa menyebabkan suara menjadi sengau, sering terbangun saat tidur, keluhan sesak napas, atau pada penyakit difteri karena kuman difteri berpotensi menyebabkan radang jantung, atau pada absces (bisul) bernanah di amandel.
Tindakan pencegahan lebih baik daripada mengobati, agar radang amandel tidak bersifat menahun / kronis, tipsnya adalah mengembangkan cara hidup sehat, menjaga gizi seimbang, dan istirahat yang cukup.

baca selengkapnya.....