Jerawat adalah penyakit kulit yang terjadi akibat gangguan berlebihan produksi kelenjar minyak (sebaceous gland) yang menyebabkan peradangan menahun dan menyumbat saluran folikel rambut dan pori-pori kulit. Penyakit ini umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Selain menimbulkan bekas jerawat, hal lain yang ditakutkan adalah dapat membuat orang tersebut tidak percaya diri atau depresi. Jerawat biasa terdapat di bagian tubuh dengan kelenjar minyak terbanyak, yaitu di wajah, leher, bagian atas dada dan punggung.
Epidemiologi
Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara biasa. Hampir semua orang pernah mengalami gangguan jerawat ini. Pada saat remaja, pria lebih sering terkena dibanding wanita. Namun saat dewasa muda, jerawat lebih mudah terjadi pada wanita dibanding pria. Meskipun pada pria umumnya jerawat lebih mudah berkurang, namun pada penelitian diketahui bahwa gejala yang lebih berat biasanya terjadi pada pria. Pada ras oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang menderita jerawat dibanding dengan ras Kaukasia (Eropa, Amerika). Umumnya jerawat terjadi pada sekitar usia 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria. Namun, jerawat tidak terbatas hanya sampai remaja. 12 % wanita dan 5 % pria pada usia 25 tahun mempunyai jerawat. Saat usia 45 tahun, 5 % wanita dan pria masih memiliki jerawat.
Penyebab
Jerawat terjadi bila folikel rambut tersumbat oleh sebum/minyak dan sel-sel kulit yang mati. Setiap folikel terhubung dengan kelenjar minyak (sebaceous gland). Kelenjar ini menghasilkan minyak yang disebut sebum untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Sebum biasanya akan keluar ke permukaan folikel rambut, namun bila tubuh memproduksi sebum dalam jumlah yang berlebih, hal ini akan menyebabkan penyumbatan di folikel rambut.Jerawat terbentuk bila sebum menyumbat folikel rambut. Sumbatan ini dapat muncul sampai ke permukaan dan menghitam, yang disebut dengan komedo.
Walaupun penyebab yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai faktor yang diketahui berkaitan dengan penyakit ini antara lain :
1. Stress
2. Faktor hormonal.
Salah satu faktor penting yang menyebabkan timbulnya jerawat adalah meningkatnya produksi hormon testosteron, yang dimiliki oleh tubuh pria maupun wanita. Hormon testosteron yang terdapat dalam tubuh pria maupun wanita memicu timbulnya jerawat dengan merangsang kelenjar minyak (sebaceous gland) untuk memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan.
3. Kelenjar minyak yang terlalu aktif
4. Faktor keturunan
5. Infeksi bakterial di pori-pori kulit
Berbeda dengan anggapan yang beredar di masyarakat, makanan hanya mempunyai efek yang sedikit terhadap timbulnya jerawat. Jerawat juga tidak disebabkan oleh debu atau kotoran lainnya. Selain itu, menggosok kulit terlalu kuat atau membersihkan wajah dengan bahan kimia yang iritatif akan memperburuk jerawat.
Gejala
Bagian tubuh yang paling sering terkena adalah wajah, dada bagian atas, punggung. Lokasi kulit lain, misalnya leher dan lengan atas kadang-kadang terkena. Kelainan kulit yang terlihat antara lain papul yang tidak meradang dan pustul, terdapat komedo, terkadang terdapat nodus dan kista yang meradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan pasien adalah masalah estetika. Komedo merupakan gejala khas jerawat berupa papul kecil-kecil yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam disebut komedo hitam atau komedo terbuka (blackheads, open comedo). Sedangkan bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam disebut komedo putih atau komedo tertutup (whiteheads, close comedo).
Pengobatan
Pengobatan jerawat dengan cara mengurangi produksi minyak, melawan infeksi bakteri, mempercepat pergantian sel kulit dan mengurangi peradangan. Sebagian besar obat-obatan jerawat belum memberikan hasil dalam 4-6 minggu pertama. Paling baik adalah produk yang mengandung benzoyl peroxide, karena bisa mengurangi infeksi di kulit, selain itu bisa menghilangkan lapisan kulit mati yang menyumbat pori. Selain itu dapat pula menggunakan produk yang mengandung sulfur, resorcinol atau asam salisilat. Ada pula produk yang mengandung antibiotik untuk menangkal infeksi. Produk yang mengandung vitamin A bisa digunakan tetapi mengandung efek samping.
Jika produk luar tidak efektif, obat-obatan yang diminum bisa dipertimbangkan. Obat jerawat yang mengandung antibiotik bisa digunakan sampai enam bulan. Obat ini akan bekerja melawan bakteri di kulit dan mengurangi produksi sebum. Untuk jerawat yang tidak sembuh dengan pengobatan di atas, gunakan obat yang mengandung isotretinoin. Obat ini efektif, namun perlu pengawasan dokter, karena dapat menimbulkan efek samping yang buruk. Selain itu, wanita hamil tidak dianjurkan mengkonsumsi isotretinoin, karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Kaum wanita bisa memilih menggunakan pil kontrasepsi untuk mengendalikan produksi hormon testosteron, seperti diane.
Untuk Penanganan Lebih Lanjut Konsultasikan ke Dokter Anda
Disadur dari rubrik kecantikan Majalah Kedokteran.
Epidemiologi
Karena hampir setiap orang pernah menderita penyakit ini, maka sering dianggap sebagai kelainan kulit yang timbul secara biasa. Hampir semua orang pernah mengalami gangguan jerawat ini. Pada saat remaja, pria lebih sering terkena dibanding wanita. Namun saat dewasa muda, jerawat lebih mudah terjadi pada wanita dibanding pria. Meskipun pada pria umumnya jerawat lebih mudah berkurang, namun pada penelitian diketahui bahwa gejala yang lebih berat biasanya terjadi pada pria. Pada ras oriental (Jepang, Cina, Korea) lebih jarang menderita jerawat dibanding dengan ras Kaukasia (Eropa, Amerika). Umumnya jerawat terjadi pada sekitar usia 14-17 tahun pada wanita, 16-19 tahun pada pria. Namun, jerawat tidak terbatas hanya sampai remaja. 12 % wanita dan 5 % pria pada usia 25 tahun mempunyai jerawat. Saat usia 45 tahun, 5 % wanita dan pria masih memiliki jerawat.
Penyebab
Jerawat terjadi bila folikel rambut tersumbat oleh sebum/minyak dan sel-sel kulit yang mati. Setiap folikel terhubung dengan kelenjar minyak (sebaceous gland). Kelenjar ini menghasilkan minyak yang disebut sebum untuk melumasi rambut dan kulit kepala. Sebum biasanya akan keluar ke permukaan folikel rambut, namun bila tubuh memproduksi sebum dalam jumlah yang berlebih, hal ini akan menyebabkan penyumbatan di folikel rambut.Jerawat terbentuk bila sebum menyumbat folikel rambut. Sumbatan ini dapat muncul sampai ke permukaan dan menghitam, yang disebut dengan komedo.
Walaupun penyebab yang pasti penyakit ini belum diketahui, namun ada berbagai faktor yang diketahui berkaitan dengan penyakit ini antara lain :
1. Stress
2. Faktor hormonal.
Salah satu faktor penting yang menyebabkan timbulnya jerawat adalah meningkatnya produksi hormon testosteron, yang dimiliki oleh tubuh pria maupun wanita. Hormon testosteron yang terdapat dalam tubuh pria maupun wanita memicu timbulnya jerawat dengan merangsang kelenjar minyak (sebaceous gland) untuk memproduksi minyak kulit (sebum) secara berlebihan.
3. Kelenjar minyak yang terlalu aktif
4. Faktor keturunan
5. Infeksi bakterial di pori-pori kulit
Berbeda dengan anggapan yang beredar di masyarakat, makanan hanya mempunyai efek yang sedikit terhadap timbulnya jerawat. Jerawat juga tidak disebabkan oleh debu atau kotoran lainnya. Selain itu, menggosok kulit terlalu kuat atau membersihkan wajah dengan bahan kimia yang iritatif akan memperburuk jerawat.
Gejala
Bagian tubuh yang paling sering terkena adalah wajah, dada bagian atas, punggung. Lokasi kulit lain, misalnya leher dan lengan atas kadang-kadang terkena. Kelainan kulit yang terlihat antara lain papul yang tidak meradang dan pustul, terdapat komedo, terkadang terdapat nodus dan kista yang meradang. Dapat disertai rasa gatal, namun umumnya keluhan pasien adalah masalah estetika. Komedo merupakan gejala khas jerawat berupa papul kecil-kecil yang di tengahnya mengandung sumbatan sebum, bila berwarna hitam disebut komedo hitam atau komedo terbuka (blackheads, open comedo). Sedangkan bila berwarna putih karena letaknya lebih dalam disebut komedo putih atau komedo tertutup (whiteheads, close comedo).
Pengobatan
Pengobatan jerawat dengan cara mengurangi produksi minyak, melawan infeksi bakteri, mempercepat pergantian sel kulit dan mengurangi peradangan. Sebagian besar obat-obatan jerawat belum memberikan hasil dalam 4-6 minggu pertama. Paling baik adalah produk yang mengandung benzoyl peroxide, karena bisa mengurangi infeksi di kulit, selain itu bisa menghilangkan lapisan kulit mati yang menyumbat pori. Selain itu dapat pula menggunakan produk yang mengandung sulfur, resorcinol atau asam salisilat. Ada pula produk yang mengandung antibiotik untuk menangkal infeksi. Produk yang mengandung vitamin A bisa digunakan tetapi mengandung efek samping.
Jika produk luar tidak efektif, obat-obatan yang diminum bisa dipertimbangkan. Obat jerawat yang mengandung antibiotik bisa digunakan sampai enam bulan. Obat ini akan bekerja melawan bakteri di kulit dan mengurangi produksi sebum. Untuk jerawat yang tidak sembuh dengan pengobatan di atas, gunakan obat yang mengandung isotretinoin. Obat ini efektif, namun perlu pengawasan dokter, karena dapat menimbulkan efek samping yang buruk. Selain itu, wanita hamil tidak dianjurkan mengkonsumsi isotretinoin, karena dapat menyebabkan kecacatan pada janin. Kaum wanita bisa memilih menggunakan pil kontrasepsi untuk mengendalikan produksi hormon testosteron, seperti diane.
Untuk Penanganan Lebih Lanjut Konsultasikan ke Dokter Anda
Disadur dari rubrik kecantikan Majalah Kedokteran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar